Senin, 05 Oktober 2009

Menuntut ilmu adalah satu
keharusan bagi kita kaum
muslimin. Banyak sekali dalil
yang menunjukkan keutamaan
ilmu, para penuntut ilmu dan
yang mengajarkannya.
Adab-adab dalam menuntut
ilmu yang harus kita ketahui
agar ilmu yang kita tuntut
berfaidah bagi kita dan orang
yang ada di sekitar kita
sangatlah banyak. Adab-adab
tersebut di antaranya adalah:
1. Ikhlas karena Allah I .
Hendaknya niat kita dalam
menuntut ilmu adalah kerena
Allah I dan untuk negeri
akhirat. Apabila seseorang
menuntut ilmu hanya untuk
mendapatkan gelar agar bisa
mendapatkan kedudukan yang
tinggi atau ingin menjadi
orang yang terpandang atau
niat yang sejenisnya, maka
Rasulullah e telah memberi
peringatan tentang hal ini
dalam sabdanya e :
"Barangsiapa yang menuntut
ilmu yang pelajari hanya
karena Allah I sedang ia tidak
menuntutnya kecuali untuk
mendapatkan mata-benda
dunia, ia tidak akan
mendapatkan bau sorga pada
hari kiamat".( HR: Ahmad,
Abu,Daud dan Ibnu Majah
Tetapi kalau ada orang yang
mengatakan bahwa saya ingin
mendapatkan syahadah (MA
atau Doktor, misalnya ) bukan
karena ingin mendapatkan
dunia, tetapi karena sudah
menjadi peraturan yang tidak
tertulis kalau seseorang yang
memiliki pendidikan yang
lebih tinggi, segala ucapannya
menjadi lebih didengarkan
orang dalam menyampaikan
ilmu atau dalam mengajar.
Niat ini - insya Allah -
termasuk niat yang benar.
2.Untuk menghilangkan
kebodohan dari dirinya dan
orang lain.
Semua manusia pada mulanya
adalah bodoh. Kita berniat
untuk meng-hilangkan
kebodohan dari diri kita,
setelah kita menjadi orang
yang memiliki ilmu kita harus
mengajarkannya kepada
orang lain untuk menghilang
kebodohan dari diri mereka,
dan tentu saja mengajarkan
kepada orang lain itu dengan
berbagai cara agar orang lain
dapat mengambil faidah dari
ilmu kita.
Apakah disyaratkan untuk
memberi mamfaat pada orang
lain itu kita duduk dimasjid
dan mengadakan satu
pengajian ataukah kita
memberi mamfa'at pada
orang lain dengan ilmu itu
pada setiap saat? Jawaban
yang benar adalah yang
kedua; karena Rasulullah e
bersabda :
"Sampaikanlah dariku
walupun cuma satu ayat (HR:
Bukhari)
Imam Ahmad berkata: Ilmu itu
tidak ada bandingannya
apabila niatnya benar. Para
muridnya bertanya:
Bagaimanakah yang demikian
itu? Beliau menjawab: ia
berniat menghilangkan
kebodohan dari dirinya dan
dari orang lain.
3. Berniat dalam menuntut
ilmu untuk membela syari'at.
Sudah menjadi keharusan bagi
para penuntut ilmu berniat
dalam menuntut ilmu untuk
membela syari'at. Karena
kedudukan syari'at sama
dengan pedang kalau tidak
ada seseorang yang
menggunakannya ia tidak
berarti apa-apa. Penuntut ilmu
harus membela agamanya
dari hal-hal yang menyimpang
dari agama (bid'ah),
sebagaimana tuntunan yang
diajarkan Rasulullah e. Hal ini
tidak ada yang bisa
melakukannya kecuali orang
yang memiliki ilmu yang
benar, sesuai petunjuk Al-
Qor'an dan As-Sunnah.
4. Lapang dada dalam
menerima perbedaan
pendapat.
Apabila ada perbedaan
pendapat, hendaknya
penuntut ilmu menerima
perbedaan itu dengan lapang
dada selama perbedaan itu
pada persoalaan ijtihad, bukan
persoalaan aqidah, karena
persoalaan aqidah adalah
masalah yang tidak ada
perbedaan pendapat di
kalangan salaf. Berbeda
dalam masalah ijtihad,
perbedaan pendapat telah ada
sejak zaman shahabat, bahkan
pada masa Rasulullah e masih
hidup. Karena itu jangan
sampai kita menghina atau
menjelekkan orang lain yang
kebetulan berbeda pandapat
dengan kita.
5. Mengamalkan ilmu yang
telah didapatkan.
Termasuk adab yang
tepenting bagi para penuntut
ilmu adalah mengamalkan
ilmu yang telah diperoleh,
karena amal adalah buah dari
ilmu, baik itu aqidah, ibadah,
akhlak maupun muamalah.
Karena orang yang telah
memiliki ilmu adalah seperti
orang memiliki senjata. Ilmu
atau senjata (pedang) tidak
akan ada gunanya kecuali
diamalkan (digunakan).
6. Menghormati para ulama
dan memuliakan mereka.
Penuntut ilmu harus selalu
lapang dada dalam menerima
perbedaan pendapat yang
terjadi di kalangan ulama.
Jangan sampai ia mengumpat
atau mencela ulama yang
kebetulan keliru di dalam
memutuskan suatu masalah.
Mengumpat orang biasa saja
sudah termasuk dosa besar
apalagi kalau orang itu adalah
seorang ulama.
7. Mencari kebenaran dan
sabar
Termasuk adab yang paling
penting bagi kita sebagai
seorang penuntut ilmu adalah
mencari kebenaran dari ilmu
yang telah didapatkan.
Mencari kebenaran dari berita
berita yang sampai kepada
kita yang menjadi sumber
hukum. Ketika sampai kepada
kita sebuah hadits misalnya,
kita harus meneliti lebih
dahulu tentang keshahihan
hadits tersebut. Kalau sudah
kita temukan bukti bahwa
hadits itu adalah shahih, kita
berusaha lagi mencari makna
(pengertian ) dari hadits
tersebut. Dalam mencari
kebenaran ini kita harus
sabar, jangan tergesa-gasa,
jangan cepat merasa bosan
atau keluh kesah. Jangan
sampai kita mempelajari satu
pelajaran setengah-setengah,
belajar satu kitab sebentar
lalu ganti lagi dengan kitab
yang lain. Kalau seperti itu
kita tidak akan mendapatkan
apa dari yang kita tuntut.
Di samping itu, mencari
kebenaran dalam ilmu sangat
penting karena sesungguhnya
pembawa berita terkadang
punya maksud yang tidak
benar, atau barangkali dia
tidak bermaksud jahat namun
dia keliru dalam memahami
sebuah dalil.Wallahu 'Alam.